Kendala Utama “Pejuang Skripsi”


Seringkali yang menjadi permasalahan utama dari mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi, bukanlah ketidaktahuan dan ketidakmengertian atas skripsi yang dikerjakan. Ataupun permasalahan kekurangan bahan referensi ataupun bahan penelitian. Tapi yang jadi permasalahan utama seringkali adalah kemalasan, ketakutan dan putus asa dalam diri sendiri. Setidaknya itu yang aku dapat dari diriku sendiri saat mengerjakan skripsi. Juga dari teman-temanku yang pernah aku bantu dalam proses pengerjaan skripsinya.

Seringkali bahan penelitian sudah ada. Seringkali referensi juga ada. Tapi kenapa ya enggan untuk menyentuhnya?

Mungkin juga bahan penelitian belum dapat. Referensi juga masih kurang. Tapi kenapa ya malah jadi malas mencarinya?

Skripsi sudah dikerjakan. Dan saat dibawa ke dosen, malah banyak revisi. Padahal kita sudah yakin dengan draft kita. Jadinya malas bimbingan lagi. Mungkin juga kena marah habis-habisan, jadinya takut ah bimbingan sama bapak/ibu itu lagi.

Atau mungkin saat bimbingan dan juga seminar, revisinya tidak sulit-sulit amat. Tapi kenapa ya kita memilih untuk β€œistirahat dulu ah” dan menundanya sampai akhirnya melewatkan banyak waktu?

Apakah anda merasakannya?

Kalo aku ya.

Dari pengalaman diriku sendiri dan akhirnya dari pengalaman beberapa temanku yang aku pernah bercerita dengan mereka, aku mendapati bahwa ini adalah permasalahan yang tidak bisa ditanggung sendiri oleh si mahasiswa.

Seringkali saat kita putus asa, kita butuh orang lain bisa membantu kita melihat bahwa masih ada harapan dan hal-hal yang bisa dikerjakan bersama

Saat kita malas, kita butuh orang lain bisa membantu kita mengingatkan akan orang tua kita yang telah bekerja agar kita kuliah dan juga mengingatkan akan dampak bila kita tidak segera menyelesaikan skripsi

Saat kita takut, kita butuh orang lain yang bersedia menemani kita dan tetap bersama kita saat kita merasa tidak sanggup rasanya mengalahkan ketakutan itu. Kita butuh orang yang meyakinkan, bahwa kita bisa.

Kita butuh penolong-penolong di sekitar kita.

Ya mungkin saja, ada beberapa orang yang memang bisa berusaha sendiri dan selalu punya semangat. Tetapi sebagai manusia yang memang tercipta sebagai mahluk sosial, mau tidak mau kita memang membutuhkan orang lain. Dan ada satu titik nanti di saat kita sama sekali tidak bisa menyelesaikan permasalahan itu sendiri. Kita butuh bantuan teman kita.

Dan yang terutama kita tentu membutuhkan penolong yang paling bisa diandalkan.

Ya Dia adalah sang Pencipta kita. Dia berotoritas atas semua yang terjadi dalam hidup kita, karena Dialah pencipta semuanya dan Dialah penguasanya. Dia mampu menyelesaikan setiap masalah yang kita punya, karena Dialah sang Maha Kuasa.

Teman-teman kita juga punya keterbatasan. Mungkin dari segi waktu dan pemikiran tidak selamanya kita dapat dibantu. Tapi ya, Tuhan kita selalu punya waktu bagi kita. Punya waktu mendengar keluhan dan kesusahan kita dan punya waktu untuk menunjukkan kuasa-Nya. Biarkan Dia menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang ajaib dan luar biasa, bekerja dalam hidup kita.

Ambil waktu sejenak, jika mungkin pada saat ini kita sedang malas, sedang takut, sedang putus asa dalam pengerjaan skripsi kita. Ambil waktu berdoa kepada Tuhan, dimana saja. Apakah di depan laptop apakah di tempat tidur. Tutup mata sebentar, dan berbicaralah kepada Tuhan, sampaikan pada-Nya bahwa kita takut, kita malas, kita putus asa, kita tidak tahu mau mengerjakan apa, kita tidak sanggup menghadapi masalah-masalah ini. Jujurlah di hadapan Tuhan, dan biar Dia yang bekerja dengan kuasa-Nya. Mari nantikan kuasa-Nya πŸ™‚

Setelah itu mari kita pikirkan siapa kira-kira orang yang dapat membantu kita dalam proses skripsi ini. Apakah itu sahabat yang kita percaya, teman yang kita sering bersama, pacar atau keluarga. Sampaikan saja kepada mereka untuk bisa membantu kita. Mungkin pacar atau keluarga bukanlah orang yang mengerti dengan skripsi kita, karena mereka tidak sebidang dengan kita. Tapi tidak apa-apa semangat dan kehadiran mereka bisa sangat membantu kita.

Jangan malu meminta bantuan orang lain. Memang kita mahluk sosial yang gak bisa hidup sendiri, ya mau bagaimana lagi? Ya memang harus saling membantu kita πŸ™‚

Ya itulah beberapa hal yang aku pikirkan. Kalau ada yang mau kasi tanggapan, silahkan ditulis komentar. Biar kita punya pemikiran yang semakin luas πŸ™‚

Semangat dalam pengerjaan skripsinya

Abangku bang Ijong (bg Octavianus Sianturi, dkk)
Teman-temanku (Septian Dcp, Septian Maihadi, Reza, Adi, Rizky dan 2009 lainnya)
Adek-adekku (Hengky, Rivai, Johannes, Yansen, Sunfirst, Westhy dan 2010 lainnya, Mey, Winda, Anandhini, Vera, Satya, dan 2011 lainnya)

Semangat Pejuang Skripsi:)

13 thoughts on “Kendala Utama “Pejuang Skripsi”

  1. Beuuh… Gue juga udah jadi mahasiswa tingkat akhir dan mulai terjebak dalam syndrom kepanikan temen-temen yang mau buru-buru lulus dengan bikin skripsi. Tapi untungnya gue nggak begitu minat buat skripsi dan lebih milih TA. Hanya saja, gue mulai ikutan panik setelah denger rumor tahun depan udah nggak ada lagi TA. Adanya skripsi doang. Kacauu~

  2. Saya yang baru mengerjakan KTI juga terkadang merasakan hal yang seperti itu. Tetapi ketika ingat bahwa saya harus lulus secepatnya, saya jadi bersemangat lagi.
    Melihat revisian yang banyak dan tulisan tangan dosen yang (maaf) kurang bisa terbaca, rasanya jadi mengantuk.
    Ya memang benar, kalau manusia paling hanya memberi tahu ‘semangat’ atau ‘semoga cepat selesai’. Tetapi Tuhan memberikan hal yang lebih. πŸ™‚

  3. Iya nih, di kamus Gue juga bentar lagi nyusun yang namanya bahkan nggak mau Gue makan (Ehh denger maksudnya) : Skripsi!

    Disitu kadang Gue merasa sedih -_-

    Semangaaat broooooo πŸ˜‰

  4. Kadang kita menuntut temen untuk ngertiin aku yang lagi ketakutan (bahasa penulis yang diatas) dalam hati marah..
    Ehh,,ternyata kita sendiri harus lebih yakin dulu sebelum bertanya saran atau mengeluh..
    Bukan hanya teman tapi juga ke dosen pembimbing kita…
    Tapi bersyukur deeh.. sejauh ini banyak membaca jurnal bisa jawab semua ketakutan dan berdoa pastinya dong..
    Yaapp.. di depan laptop tutup mata.. sampai kepergok dosen sendiri “kamu ngantuk??”
    Disitu kadang saya merasa sedih :*
    Semangat guys

  5. sebagai mahasiswa tingkat satu, mahasiswa yg sedang semangat2nya menuntut ilmu di kampus, mungkin msh takut2 mengingat mereka dan gue mau tak mau pasti akan menghadapi skripsi.

    buat pejuang skripsi, semangat semuanya, kebetulan kakak gue jg lagi berkutat dgn skripsi

Leave a comment